Ulang tahun
Rabu, 27 Juli 2016
Hari ini saya banyak menerima ucapan selamat dan doa.
Terima kasih sudah mendoakan kebaikan, semoga Allah membalas
doa kalian untuk kalian dan saya.
Mohon maaf saya tidak merayakanya dan menspesialkan hari kelahiran saya.
Walaupun saya tidak bisa pungkiri bahwa saya dulu juga mengkhususkan tanggal ini.
Berat memang, meninggalkan kebiasaan yang sudah ber ulang2 setiap tahun.
Apalagi di hari lahir, banyak ucapan selamat dan doa, keluarga dan sahabat berkumpul dan
saling memberi kejutan dan hadiah.
Tapi apalah arti kebahagiaan itu kalau membuat Allah dan Rasul nggak Ridho.
Apalah arti kebersamaan dengan bertasyabbuh.
Cobalah kita menilai suatu hadist larangan dengan hati,
Setiap hari jatah umur kita berkurang
Setiap hari umur kita melangkah ke akhir kehidupan
Kita akan segera menuju perjalanan yang sangat panjang
Sedangkan umur kita untuk mengumpulkan bekal sangat sedikit.
Merayakan hari lahir dengan perayaan, menghamburkan uang yang katanya
untuk bersyukur atas umur yg sudah diberikan.
Coba lihat dan rasakan pakai hati bukan nafsu.
apa benar umur yg Allah berikan kpd kita sudah kita gunakan
dalam ketaatan?
Apa iya umur yg sdh Allah berikan kita isi dengan kebaikan, Dzikir
Istighfar dan Tilawah?
Sehingga kita akan bersyukur dengan perayaan atas umur kita?
Kalaupun IYA
Coba tenggok Rasul kita tercinta apa merayakan hari lahirnya?
Bersyukur kepada Allah atas umur yg Allah berikan kepada Beliau.
padahal Beliau sudah dijamin surga, kenapa beliau tidak bersyukur dihari lahirnya?
Para sahabat, tabi'in , tabi'it tabi'in, dan para ulama apakah mereka merayakannya?
Padahal umur yang Allah berikan kepada mereka di isi dengan KetaAtan.
Nah kita, apalah arti kita dibanding mereka?
Saling mendoakan dan memberi hadiah bukan hanya di hari lahir.
Bersyukur atas Nik'mat yg Allah berikan bukan hanya di hari lahir.
Setiap hari bisa kita lakukan.
Nah Sekarang teladan kita Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dan para
Para sabahatnya tidak mengkhususkan hari lahir alias tidak merayakannya
Lantas kita ikut siapa?
Di zaman ini tugas kita hanya mengikut yg sdh Rasulullah bawa
Bukan menciptakan yang baru.
Mengkhususkan Hari Lahir coba di telusuri asal mula dari mana,
Jangan sampai kita bertasyabbuh / menyerupai kaum lain
Dihari lahir seharusnya kita semakin ingat akherat, karena bertambah umur
artinya berkurang jatah hidup,
Apakah amal kita sdh banyak?
Apakah hak org lain sdh tertunaikan?
Apakah kewajiban kita sdh terlaksanakan?
Dan masih banyak lagi.
Tugas kita hanya menyampaikan, bukan memvonis orang yg masih merayakannya.
Hidup ini pilihan
Hargai pilihan
sampaikan dakwah dan jangan membuat org lari.
Hargai proses Hijrah karena setiap orang dalam berproses tidak sama.
#catatanhijrahlmr
Menjaga Hafalan
Selasa, 26 Juli 2016
PENGHAFAL AL-QUR’AN HARUS MEMPUNYAI AKHLAQ YANG BAIK
Ketika membaca Al-Qur’an, maka sertailah dengan tadabbur, maka akan muncul keberkahan. Dasar: QS. Shad: 29.
Para penghafal Al Qur’an itu memiliki kedudukan yang mulia. Ini berbanding lurus dengan tanggung jawabnya. Semakin besar/mulia kedudukan maka semakin besar tanggung jawabnya. Al-Qur’an adalah mukjizat..
Para da’i dan penghafal qur’an lah yang akan merefleksikan alqur’an (mukjizat) ini di tengah masyarakat.
Kalau Nabi Isa ‘alaihis salam memiliki mukjizat dapat menghidupkan orang mati (dengan izin Allah),
maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan mukjizat Al-Qur’an bisa menghidupkan sebuah generasi yang awalnya mati menjadi sebuah peradaban yang madani.
Jangan sampai Islam dianggap jelek karena
penghafal Al-Qur’annya.
Penghafal Al-qur’an harus memiliki akhlak yang baik, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Ia dikenal dengan puasanya, dengan malam harinya yang diisi dengan ibadah-ibadah.. dll.
Meskipun penghafal Qur’an memperoleh kedudukan yang tinggi tapi hati-hati karena kalau niatnya salah akan menjadi salah satu dari tiga golongan orang yang masuk neraka pertama kali.
Na’udzubillahi min syarri dzaalik..
Dalam masyarakat kita, penghafal Al-Qur’an adalah orang yang langka.. dan yang lebih langka lagi adalah yang memiliki hafalan MUTQIN, bukan hanya KHOTIM. Jadi, yang diharapkan bukan hanya khatam setor hafalan qur’an 30 juz tapi juga memiliki hafalan yang KUAT, artinya bisa membacakan hafalannya kapanpun diminta (tanpa perlu muraja’ah atau berpikir panjang).
Meskipun sudah
lulus lembaga tahfidz, jangan berhenti di sini. Belajarlah lagi tentang
‘ulumuddin yang lain seperti Bahasa Arab, ‘Ulumul Qur’an, Hadits, Shiroh Nabi dan Ushul Fiqih..
agar lebih mudah memahami al-qur’an, mentadabburinya, dan mengamalkannya.
Untuk orang yang sudah lulus mahad dan sudah mengikuti wisuda tahfidz akan diberikan ijazah tahfidz..
Sebenarnya ijazah itu bukan diberikan pada orang yang sudah hafal qur’an tapi pada orang yang sudah selesai belajar tahsin. Mengapa? Karena hafalan itu bisa hilang sedangkan ilmu tahsin yang sudah dikuasai seseorang itu tidak hilang (jika selalu digunakan dan diajarkan).
Contohnya: seseorang yang sudah hafal qur’an kemudian menikah, bisa dijumpai di antara mereka yang sudah hilang/kabur hafalannya karena sudah sibuk mencari nafkah (atau menjadi ibu rumah tangga).
Namun, kalau ilmu tahsin itu bisa lebih bertahan lama meskipun disibukkan dengan aktivitas lain.
Man qoro’a khomsa laa yansa . “Barangsiapa yang membaca 5 juz per hari maka dia tidak akan lupa.”
Tidak ada ceritanya, para sahabat melakukan muraja’ah dulu kemudian baru bisa membacakan hafalannya. Mengapa? kerena para sahabat sudah memiliki hafalan yang MUTQIN. Bisa jadi seorang yang (dulu) hafal qur’an itu kalah dengan seorang ibu atau nenek dalam hafalan surat Yasin. Mengapa? karena ibu/nenek tadi membaca Surat Yasin seminggu sekali. Sedangkan yang hafal qur’an tadi sudah lama tidak memurajaah hafalannya. Oleh kerena itu, minimal bacalah (khatamkan) al-Qur’an minimal sekali dalam sepekan, insya Allah tidak akan lupa (dilupakan).
= = = = =
Allaahummaj’alnaa min ahlil qur’aanilladziina hum ahluKa wa khosh-shotuka Yaa Arhamar Roohimiin..
Ya Allah, jadikanlah kami sebagai ahli Qur’an yang mana mereka adalah keluarga-Mu dan orang-orang pilihan-Mu.. Ya Allah Yang Maha Penyayang.. Aamiiiin…
#copas
#DaurahTahfidz
Kebersamaan
Sabtu, 16 Juli 2016
Kebersamaan
Segala puji bagi Allah atas segala karuniA yang sudah Allah berikan
kepada kita.
Cinta yang Allah tanamkan dihati kita adalah sebuah nikmat,
khususnya cinta tersebut cinta yang Allah Ridhoi.
Cinta orang tua kepada anak
Cinta anak2 kepada orangtua
Cinta kakak kepada adik
Cinta adik kepada kakak
Cinta suami kepada istri
Cinta istri kepada suami
Cinta kepada saudara seiman
Itulah nikmat
Lihatlah... Ada orang lain yang tidak mendapat nikmat itu.
Didada2 mereka tersimpan kebencian dan dendam,
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihaat
Tidaklah seseorang diantara kalian dikatakan beriman,
hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri.
Cinta yang didasari karena Allah sungguh akan abadi
Di akherat kita akan saling mencari.
Tapi cinta bukan karena Allah sungguh suatu bencana
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku).
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur’an
sesudah al-Qur’an itu datang kepadaku.
Dan adalah syaitan itu tidak menolong manusia.
(QS AL-Furqan 28-29).
Saling mencintai karena Allah, dan memanfaatkan nikmat ini,
Waktu akan terus berjalan meninggalkan kenangan yang indah Di setiap moment,
Manfaatkanlah selagi kita bisa memberikan cerita kebahagiaan
Untuk orang2 yang kita Kasihi.
Karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan kehilangan orang2 yang kita cintai,
Sesungguhnya sekarang kita sedang antri menunggu giliran.
Hidup ini begitu singkat,
Jangan karena yang singkat ini menjadikan kita lupa
Bahwa kita akan mempertanggung-jawabkan setiap kejadian hidup kita,
Bersyukurlah dengan menjalankan perintah RABB.
Karena Di tanamkan cinta Karena Nya sungguh karunia yang besar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Allah berfirman pada Hari Kiamat,
“Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.”
(HR. Muslim; Shahih)
Catatanku
Rabu, 13 Juli 2016
Pelajaran Berharga
Moment Idul Fitri menjadi kebiasaan kita saling mengunjungi
sesama keluarga dan kerabat.
Hari ini saya dan sahabat2 saya mengunjungi kawan lama kami,
Sedikit cerita, kawan kami ini mempunyai cerita indah bersama
kami dulu..
Bersamanya lah Awal kami lebih mengenal Allah,
Tepatnya Awal Hidayah menyapa
Begitu banyak kenangan yang sudah kita lalui,
Menambah keimanan kita yang masih sangat kurang
Pakaian yang belum menutup dan shalat yang masih bolong.
Bersama dia, kami mengerti bahwa kita hidup dan mati hanya Karena Allah.
Seiring waktu,
Kami mempunyai kesibukan masing2 yang membuat kami jarang ketemu,
Sampai pada Akhirnya kami mengenal Sunnah dan
mulai belajar tentang Ilmu.
Walaupun kami berbeda prinsip, tapi kami sangat merindukan kawan lama kami ini,
Selalu kami mengenang,
sewaktu awal2 Hidayah menyapa kami ,
Manusia tempatnya salah dan khilaf
Tapi hubungan kami dengannya tetap dalam kondisi baik.
Hari ini kami berkunjung di rumahnya
Sungguh airmata tak terbendung,
Ditempat itulah awal kami mengenal Allah
Ditempat itulah sering kami menangis mengingat Allah
Mengenang semua kejadian yg pernah kita alami bersama
Nasehatnya sungguh sangat berkesan dihati saya ketika kami datang
mengunjunginya,
Kesibukan beliau hanya berdzikir dan shalat,
Beliau sering menangis, mengingat semakin dekat akhir kehidupan sedangkan
amalnya masih kurang,
Selama Ramadhan beliau puasa full dan khatam Qur'an, shalat malam tidak pernah ketinggalan ,
padahal kondisinya dalam keadaan lemah dan sakit.
Beliau mengingatkan kita, bahwa hidup ini hanya menunggu giliran dipanggil
Allah,
jadi manfaatkan sebaiknya2 jangan lewatkan waktu tanpa Amal dan istighfar.
Allah memanggil kita pulang sesuai kebiasaan kita, kalaupun tiba masa itu
Insya Allah kita dalam
kebiasaan mengingat Allah.
Dunia ini hanya permainan, tempat kita bukan didunia, persiapkan bekal kita untuk
Perjalanan yang panjang dan menakutkan.
Kita tidak pernah tau kapan giliran kita, jangan lalai.
Gigit kuat Agama ini, Istiqomah lah
Jangan berprasangka buruk sama Allah, karena apa yang terjadi ini semuA kehendak Allah,
maka bersabarlah...
Waktu kita semakin sempit.
Bersihkan hati yang kotor,
siapkan Amal, jangan pernah
Menyepelekan kebaikan walaupun kecil, karenA kita tidak pernah
Tahu amal apa yang akan menolong kita.
Jazakillahu khairan saudaraku,
barakallahu fiik
Semoga Allah menerima Amal baikmu..
Kembali saya merenung...
Sungguh Allah mengiring saya ketempatnya, untuk mengingatkan saya
Bahwa waktu kita tidak banyak lagi,
Sedangkan bekal saya sungguh sangat kurang
Astaghfirullah Wa atubu ilaih
Ya Allah sungguh dunia ini melenakan,
Dunia ini melelahkan..
Mempertahankan Istiqomah sangat membutuhkan keimanan
Yang besar.
Waktu berlalu begitu saja,
banyak perintah yang belum terlaksanakan
Banyak larangan yang belum ditinggalkan,
Banyak muamalah yg belum terselesaikan
Banyak niat baik belum tertuntaskan
Banyak Amanah yang belum ditunaikan
Ya Allah beri saya kekuatan untuk menyelesaikan semuanya.
Sebelum harta, suami dan anak sudah tidak bermanfaat buat saya.
Sungguh saya lemah dalam segala hal, tapi saya selalu mengingat
"Engkau mencintai hambamu yang berdosa kemudian dia bertaubat."
"Engkau mencintai hambamu yang menangis karena dosa."
Manusia fitrahnya selalu berdosa, tapi
Rabbku selalu mengingatkan saya dengan berbagai kejadian.
Masih banyak yang harus saya perbaiki,
Rabb... Berikan saya Hidayah dan Taufik
Matikan saya dalam keadaan sudah tertunaikan hak orang lain,
Dan hak saya biarlah saya memintanya kepada Rabbku.
Berilah saya kekuatan ya Rabb,
karena tanpA Mu sungguh
saya tidak kuat.
#110716
#6syawwal1437
#catatanhijrahlmr
Langganan:
Postingan (Atom)