Hidup Di Dunia

Minggu, 28 Februari 2016

1,5 JAM SAJA
Ternyata cuma 1,5 jam saja kita hidup di dunia ini

Mari kita lihat berdasarkan Al-Qur'an sebagai sumber kebenaran absolut.

1 hari akhirat = 1000 tahun .. (QS. Al-Hajj:47) 
24 jam akhirat = 1000 tahun .. 
3 jam akhirat = 125 tahun ..... 
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun ..

Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.

Ternyata hanya satu setengah jam saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka. (QS. Fathir:15, An-Nisa:170)

Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah. (QS. Al-Muddaththir:7, At-Thur:48, Az-Zumar:10)

Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya. (QS. Yusuf:53, Al-Ahzab:38)

"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yang teramat singkat dan Allah akan mengganti dengan surga Ridha Allah. (QS.At-Tawbah:72, Al-Bayyinah:8, An-Nisa:114)

Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti. (QS. Al-Hashr:18, Ash-Shura:20, Ali-Imron:148, Al-Qashas:77)

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. Al-Mu'minuun:114)

(Ust Dr Khalid Basalamah)

#catatanhijrah_lmr

Minggu, 07 Februari 2016

KEJADIAN


Kadang kejadian yang terjadi memnggambarkan keadaan kita yang sesungguhnya, bahwa kita tidak punya siapa2 yang bisa kita jadikan sandaran dalam hidup selain Allah.

Dialah Dzat yang tidak pernah mempermalukan dan menginjak2 harga diri kita, malahan Dialah yang selalu menutup Aib kita yang kadang2 kita sendiri yang membukanya.

Setiap kejadian adalah signal dari Allah, siapa sebenarnya yang terbaik ada disamping kita, bahkan bayangan kita pun kadang meninggalkan kita dalam kegelapan. Sebuah realita membuat kita kadang memberontak karena berdiri sendiri tanpa penopang. Itulah alur kehidupan yang sudah tertulis jauh sebelum diciptakan langit dan bumi. untuk itu kita dibekali dengan Ilmu, dengan Ilmu kita bisa menjalani semua yang sudah Allah tetapkan.

Ilmu yang tersangkut didalam jiwa tersimpan didasar hati, sehingga ketika Ilmu dibutuhkan tertutup dengan hati yg berkarat dan Ilmu yang masuk, hadist yg sudah dihafal tidak muncul dipermukaan. Itulah insan, kelemahan sangat jelas terlihat dalam aplikasi Ilmu. Apalagi dalam tahap berproses selalu kita lamban mengaplikasikan ilmu, dan ilmu pun terlambat diterapkan ketika berhadapan dengan berbagai lika liku kehidupan. Tapi Allah tau keadaan hambanya sesuai kadar yang sudah Ia tetapkan, selalu Allah mencoba lagi dan lagi hingga kita meng aplikasi ilmu ini sesuai dengan permasalahan yang dihadapi setiap insan, Allah ingin kita memakai ilmu yang sudah kita pelajari karena Allah ingin kita mendapat balasan pahala dan meng anggat derajat kita melalui ilmu yg sudah Allah izinkan kita untuk mempelajarinya.

Dalam diam menunjukan keadaan hati seseorang,
Dalam diam dia mencoba bersabar
Dalam diam dia mencoba bertahan diantara puing2 hatinya yang hancur
Dalam diam dia mencoba merenung
Dalam diam dia mencoba mengenali dirinya
Dalam diam dia mencoba menumpahkan tangisnya
Dalam diam dia belajar mengeluh kepada Rabbnya
Dalam diam dia belajar menerima takdir
Dalam diam dia belajar menggali maksud Allah
Dalam diam dia menemukan bahwa Hanya Allah semata yang menenangkan hatinya.

Seorang yang bijak akan mengenali dirinya sendiri, kapan dia harus melindungi, dimana dia harus menjaga, dan dimana dia harus menetapkan dirinya untuk menjadi pemimpin.

Malulah kepada Allah karena kita belum menjadi seorang pemimpin takutlah akan hari dimana Allah akan bertanya tentang apa yang kita pimpin.

Diam bukan ukuran kebencian Diam karena Allah dan Diam karena tersakiti, entah kita berada diposisi mana. sekuat apapun dia menjatuhkan seseorang sekuat itulah dia melemahkan dirinya. kita bebas berkoar tentang kebaikan kita, kita bebas membenarkan diri sendiri, kita bebas bertindak sesuai yang kita inginkan hidup adalah pilihan terserah kita memposisikan diri kita pada sebuah pilihan.

Fokus seorang wanita yang memiliki amanah  adalah bagaimana dia bisa memperbaiki keadaan dirinya dan menyiapkan anak anaknya menjadi anak yg shaleh/a, menjadi anak yg didalam dada2 mereka ada Al Qur’an
menjadi pembela Sunnah diantara banyaknya bid’ah
menjadi penyambung Rasulullah dalam mendakwahkan Agama dan menjadi penyelamat orangtua mereka di padang mahsyar.

Sebuah cita cita yang berat bagi seorang ibu yang berjuang diantara banyaknya tradisi keagamaan yang sudah mengakar,
berat bagi seorang ibu yang belum lama mengenal Allah Swt dan Rasulnnya, yang lidahnya belum terbiasa dengan pengucapan arab, seorang ibu yang baru belajar mengenal Allah dan RasulNya,
yang dalam kesendiriannya mendidik anak2 tentang Agama Allah yg dia sendiripun masih kurang ilmunya,
Tapi dia berusaha bangkit sendiri ketika terjatuh,
walaupun sulit kelihatan didepan mata tapi dia yakin Allah mengetahui impiannya untuk anak2nya dan impian untuk agama ini.

Bekerja sendiri kadang membuat dia lelah, tapi segera di tepisnya.
ayoo segera berbenah jangan larut dalam kesedihan, minta hak kita sama Allah jgn berdiam diri. ujian akan selalu menemani setiap langkah ini, perbanyak hubungan kita dengan Allah karena itu sumber kekuatan.

 “(Yaitu) ketika mereka datang padamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak maka pada saat saat seperti ini pertolongan Allah itu akan datang padamu” (al-Ahzab:10)


#catatanhijah_lmr
#catatankulmr.blogspot.co.id
Blog contents © catatanku 2012. Blogger Theme by Nymphont.